Karena dihukumi sunnah ab’adl, maka jika kita lupa tidak melaksanakannya, kita dianjurkan untuk melakukan sujud syahwi. Qunut shalat Shubuhīacaan doa qunut ini dihukumi sunnah ab’adl dan dibaca setelah i’tidal atau sebelum sujud pada shalat Shubuh. Biasanya, qunut nazilah ini akan dibaca saat kaum muslimin ditimpa musibah, bisa berupa perang, bencana alam atau wabah penyakit. Dimana ketika kita lupa membacanya, maka tidak dianjurkan untuk mengganti dengan sujud syahwi. Hukum qunut nazilah adalah sunnah hai’ah. Inilah macam – macam qunut yang perlu diketahui. Ini berlaku pada qunut Shubuh, qunut nazilah maupun qunut witir. Akan tetapi, dari ke-empat madzhab tersebut ada madzhab Imam Syafi’i yang menghukumi doa qunut sebagai sunnah muakad. Meski begitu, ada pula sebagian dari ulama yang tidak menghukumi qunut ini dengan sunnah. Ini artinya saat kita lupa mengerjakannya (membacanya), kita dianjurkan untuk menggantinya dengan melaksanakan sujud syahwi. Sudah disinggung sebelumnya bahwa hukum qunut Shubuh ini adalah sunnah yang dikuatkan atau sunnah mu’akad.

Informasi yang diterima menjadi tidak utuh sehingga timbullah keraguan akibat tidak adanya pondasi pemahaman yang cukup kuat tentang keutamaan doa qunut Shubuh ini. Apalagi di era modern seperti ini dimana informasi bisa tersebar dengan mudah tanpa diketahui sumber yang akurat. Pembahasan mengenai hukum qunut Shubuh ini tidak pernah ada ujungnya. Hal ini dikarenakan membaca doa qunut ketika shalat merupakan sunnah Rasul, bahkan berdasarkan madzhab Imam Syafi’i dan Maliki, membaca doa qunut ini dihukumi sunnah mu’akad atau dikuatkan. Walaupun begitu, umat muslim dianjurkan untuk membacanya. Hukum membaca qoa qunut di waktu shalat ini adalah sunnah. Demikian pula untuk qunut nazilah atau witir yang juga dibaca pada rakaat terakhir. Bacaan qunut Shubuh ini dibaca pada rakaat kedua usai i’tidal sebelum sujud.

Doa qunut subuh